Bad Boy [Part 1]

Title: Bad Boy #Part_1

.

Author: Novi_VKook05

.

Cast: Oh Sehun, Im Yoona

.

Genre: Teenager, Romance, little Comedy

.

Lenght: Twoshoot

.

****

.

Di pagi hari yang sejuk, kunikmati alunan musik piano yang sedang kumainkan. Jari-jari lentikku bergerak dengan lihainya diatas tut piano. Karena sudah terbiasa kumainkan, sesekali kupejamkan mata.

.

Tiba-tiba suara pintu dari luar kamar terbuka, membuat permainan pianoku terhenti. Dan kulihatlah seorang lelaki berusia 17-an, seumuran denganku.

.

“Kenapa berhenti?” ucapnya sembari menutup pintu.

“Kau menggangguku tahu,” desisku dengan tajam.

“Yoon, kajja!” ajaknya.

“Aniyo. Tapi tunggu, memangnya mau kemana?” tolakku, namun penasaran ingin kemana.

“Sudah terima saja ajakanku!” tuturnya, diikuti senyuman di bibirnya.

“Aigoo, baiklah.” Ucapku menyetujui.

Lelaki di depanku ini lalu melempar senyum kepadaku namun hanya sekilas.

.

Oh Sehun, itulah lelaki yang sekarang berada di sebelahku. Aku dan dia memang sangat dekat mungkin dari kami berumur 8 tahun. Jujur saja dia tampan, keren aku sukai itu, tapi yang paling aku benci darinya karena sifat bad boynya yang tidak juga kunjung hilang.

.

“Disana! Kita akan pergi makan.” Ucapnya, lalu menunjuk ke sebuah restoran yang cukup besar.

“Mwo, disana?” aku terkejut setelah mengetahuinya.

“Ne, memangnya kenapa?” tanyanya padaku.

“Apa tidak terlalu mahal?” tanyaku.

“Ha… Haa…. ”

“Wae, kenapa kau tertawa?”

“Kau benar-benar, tenang saja aku yang mengajakmu yang pasti aku yang bayar!” ucapnya dengan sombongnya.

.

Aku hanya tersenyum sinis. Sombong sekali lelaki yang di sebelahku ini.

Aku dan Sehun pun memasuki restorang yang kami tuju. Lalu memesan beberapa menu.

.

“Kau ingin makan yang mana?” tanyanya padaku.

“Jjamyeon, minumannya jus jeruk, eoh!” ucapku, lalu memberikan menunya pada Sehun.

“Baiklah!”

.

Seorang pelayan datang menanyakan makanan yang akan kami pesan.

“Kalian ingin pesan yang mana?” tanya pelayan tersebut.

“Dua Jjamyeon dan dua jus jeruk.” Ucap Sehun langsung.

.

Setelah pelayan itu mulai menjauh dari meja yang sehun dan aku tempati. Aku langsung saja menegurnya.

 

“Sehun, apa kau benar-benar ingin memakan makanan dan minuman yang sama seperti aku?” tanyaku merasa bingung.

“Wae, memangnya tidak boleh?!” ketusnya.

“Ne, lupakan.” Ucapku dan langsung terdiam.

.

Makanan yang kami pesan belum juga datang. Rasanya perutku ini sedang bernyanyi.

“Sabarlah sedikit, aku juga lapar!” pintanya setelah melihatku yang terus memegang perut.

 

30 menit kemudian. Makanan yang diharapkan sudah datang. Aku bernafas lega dan menatap makanan yang sedang disiapkan di meja makan oleh pelayan yang membawanya.

.

“Gomawo.” Ucapku pada pelayan tersebut.

“Kau tidak berterima kasih padaku!” tuturnya seperti merasa iri.

“Untuk apa?” tanyaku tidak mengerti.

“Kalau aku tidak membawamu kemari, kau tidak akan bisa memakan makanan itu sekarang.” Jelas Sehun menyombongkan diri.

“Gomawoyo.” Ucapku, lalu tersenyum dibuat-buat.

.

Tentu saja hal itu membuat Sehun tersenyum puas. Aku terus menyantap makananku yang hampir habis, sedangkan Sehun belum sama sekali menyentuh makanannya.

.

“Kau tidak lapar, eoh?” tanyaku merasa aneh melihat namja yang duduk didepanku itu.

“Aniyo.” Lalu tersenyum.

“Sebelumnya kau bilang lapar,huh!” protesku.

“Sudah tidak,” elaknya.

“Jika kau tidak lapar, kenapa memesan makanan, kau hanya membuang-buang uang saja?!” celotehku kesal.

“Kalau kau mau, makan saja!” tawarnya.

“Mwo?? Dasar pabbo, bisa-bisa aku gemuk.” Desisku dan memutar bola mataku malas.

.

Lebih baik aku melanjutkan makanku dengan khidmat tanpa mementingkan lelaki di depanku yang terus menatapku itu.

.

“Kalau kau tetap tidak mau memakannya, bungkus saja dan bawa pulang!” saranku tanpa melihatnya.

“Apa kata orang kalau lelaki tampan sepertiku membawa sebungkus jjamyeon untuk dibawa pulang?” ketusnya dengan sedikit mendecih.

“Mwo? Kau malu?” ucapku menuduh.

“Aish.. Tentu saja. Aku ini’kan lelaki tampan dan keren, bagaimana jika ada yang tahu kalau aku melakukan hal itu?” tuturnya, sesekali melihat kekanan dan ke kiri.

“Dasar sombong! Mian, menurutku kau ini biasa saja dimataku.” Bohongku yang sebenarnya gengsi untuk mengungkapkannya.

“Yakk..Biasa saja? Aku ini tampan tahu,” ucapnya menyombongkan diri, sangat.

.

Aku dan Sehun kembali terdiam beberapa saat. Namun, sesuatu membuatku sangat terkejut setengah mati.

.

“Kajja, kita pergi berkencan!” ucap Sehun tiba-tiba.

Membuat jantungku serasa ingin copot. Apa yang terjadi? Apa dia benar-benar mengajakku pergi berkencan? Seorang bad boy?

.

“ohook…” aku tersedak saat makan.

“Pelan-pelan!” pintanya, lalu menekan tengkukku.

.

  • Aku menatap Sehun dengan tatapan tak percaya, sungguh.

.

“Wae? Kajja kita pergi berkencan!” ucapnya mengulangi.

.

.

.

To Be Continued.

Facebook Comments Box

Novia Ayashin

Add comment

CoretanPelajar

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA

covid-19 widget

Email Newsletter

MailChimp newsletter form can be embedded here!

For more info, please visit MailChimp documentation.

WhatsApp chat