Filsafat Ilmu

Filsafat,sebuah ilmu tantang berfikir.

 

Yang secara etimologis berasal dari bahasa yunani “philosophia” philos yang artinya suka,atau kecenderungan kepada sesuatu,sedangkan “sophia” artinya kebijaksanaan.Yang dalam arti sederhana berarti kecenderungan kepada kebijaksanaan.

 

Sedangkan menurut fungsinya memiliki arti sebuah usaha untuk mendapat gambaran keseluruhan. Atau dengan kata lain filsafat berusaha untuk mengombinasikan hasil bermacam- macam sains dan pengalaman kemanusian sehingga menjadi pandangan yang konsiten atau tetap tentang alam.

 

pada awal perkembangan pemikiran filsafat barat pada zaman yunani kuno,filsafat identik dengan ilmu pengetahuan,artinya antara filsafat dengan ilmu pengetahuan pada waktu itu tidak dapat dipisahkan. Karena semua hasil pemikiran manusia pada waktu itu disebut fisafat.

 

Pada abad ke-6 sebelum Masehi, pemikiran fisafat bangsa barat di tandai oleh runtuhanya mite-mite dan dongeng-dongeng yang pada saat itu menjadi pembenaran terhadap setiap gejala alam. Manusia pada waktu itu melalui mite-mite mencari keterangan tentang asal-usul alam semesta dan kejadian yang ada di dalamnya. Ada dua mite yang berkembang saat itu,yaitu mite Kosmogonis yang mencari asal-usul alam semesta,dan mite Kosmologis,berusaha mencari keterangan tentang asal-usul serta sifat kejadian alam semesta. Pemikiran fisafat yunani mencapai puncaknya pada murid plato yang bernama Aristoteles,Ia mengatakan bahwa tugas utama ilmu pengetahuan adalah mencari penyebab-penyebab objek yang akan di selidiki. Kekurangn para filsuf sebelumnya yang sudah menyelidiki alam adalah bahwa mereka tidak memeriksa semua penyebab.

 

Sumbangan Aristoteles dalam perkembangan ilmu pengetahuan adalah pemukirannya tentang Sillogisme. Sillogisme sendiri adalah suatu cara menarik kesimpulan dari asumsi- asumsi yang telah ada sebelumnya. Contohnya: semua mahluk itu mempunyai mata (mayor)

si acong mahluk (minor)

jadi,si acong mempunyai mata (kesimpulan).

 

Dengan ini sillogisme mengajarkan kepada kita tentang merumuskan dan menggolong-golongkan pikiran. Sehingga kita dapat melihat hubungannya dengan mudah. Dengan demikian kita bisa belajar berfikir tertib,jelas,dan tajam.

 

Pasca Aritoteles filsafat yunani mengalami kemunduran yang kemudian berlanjut pada abad pertengahan.

 

Pada zaman pertengahan di eropa adalah zaman ke emasan bagi ke-kristenan. Karena dalam abad-abad itu perkembangan alam pikiran eropa sangat terkendala oleh keharusan untuk di sesuaikan dengan ajaran agama.

 

Peralihan dari zaman pertengahan ke zaman modern di tandai oleh suatu era yang disebut dengan “Renaissans” Renaissans adalah suatu zaman yang sangat menaruh perhatian dalam bidang seni lukis,patung,filsafat,arsitektur,musik,sastra,ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada zaman ini berbagai gerakan bersatu untuk menentang pola pemikiran abad pertengahan yang dogmatis. Zaman Renaissans terkenal sebagai era kelahiran kembali kebebasan manusia dalam berpikir. Karena pada abad pertengahan manusia selalu terbelenggu oleh dogma- dogma gereja yang membatasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

salah satu Para pemikir renaissans yang terkelal adalah Nicolaus copernicus dan Francis bacon. Copernicus mengemukakan bahwa matahari adalah pusat jagat raya,dan bumi memilki dua macam gerak,yaitu perputaran sehari-hari pada porosnya dan gerak tahunan mengelilingi metahari. Teorinya disebut ” heliosentris” dimana matahari sebagai pusat jagat raya,bukan bumi sebagai mana yang dikemukakan ptolomeus yang diperkuat oleh gereja. Sedangkan becon sebagai perintis filsafat ilmu pengetahuan.

 

Perbincangan mengenai filsafat ilmu baru mulai merebak di awal abad ke-20,namun Francis becon dengan metode induksi yang di tampilkannya pada abad ke-19 dapat dikatakan sebagai peletak dasar fisafat ilmu secara umum.

 

Perhatian dan peran yang besar terhadap fungsi fisafat ilmu mulai mengedepan tatkala ilmu pengtahuan dan teknologi(iptek) mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ada semacam kekhawatiran di kalangan para ilmuan,filsuf dan juga keagamaan. Bahwa kemajuan iptek dapat mengancam eksistensi umat manusia,bahkan alam semesta beserta isinya.

 

Para filsuf melihat perkembangan iptek berjalan terlepas dari asumsi-asumsi dasar. Manusia lebih mengedepankan teknologi dan ilmu pengetahua ketimbang ilmu sosial yg ada di masyarakat. Juga moral serta etika,ilmu dalam perkembangannya harus selalu mengedepankan selalu kebenaran dan sikap kehati-hatian dalam meneliti ilmu tersebut.

 

Oleh karena itu,dibutuhkan adanya filsafat guna menuntun manusia untuk berpikir ke arah yang lebih baik dalam mengadapi berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Filsafat membuat kita berfikir tentang cara menganalisa dan mengurutkan berbagai kejadian serta asumsi -asumsi yang ada di masyarakat dan para ilmuan terdahulu sehingga menjadi asumsi yang urut dan teratur.

 

Selain itu juga,apakah filsafat itu bebas nilai atau tidak?

 

Karena  menurut Descartes, rasionalisasi ilmu pengetahuan terjadi sebab sikap skeptis metodis yaitu,sikap meragu-ragukan segala sesuatu. Kecuali pada saat diri kita sendiri dalam keadaan ragu-ragu.

 

Pada saat masa Aufkalarung, yaitu suatu era dimana manusia berusaha untuk mencapai pemahaman rasional tentang dirinya dan juga alam. Masa ini mewarisi pandangan Francis Bacon,tentang ilmu pengetahuan. Yang hakikatnya adalah ilmu pengetahuan itu harus mendatangkan hasil dan manfaat. Sikap tersebut mendatangkan sikap pragmatisme yakni, kepercayaan bahwa kebenaran atau nilai suatu ajaran (paham) bergantung pada penerapannya bagi kepentingan manusia.

 

Oleh karena itu, para ilmuan harus selalu menanamkan kebenaran di dalam diri untuk kemajuan pengetahuan. Salah satunya adalah kemajuan teknologi,karena bagi masyarakat sekarang teknologi informasi dan komunikasi perkembangannya dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Orang bahkan memuja hal tersebut sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Selain itu,sumbangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap peradaban dan kesejahteraan tidak bisa di pungkiri.

 

Kemajuan teknologi menjadi jawaban dari kemajuan globalisasi yang kian menyelimuti dunia. Suatu kemajuan yang tentunya akan memberikan dampak bagi pelajar masa kini,pelajar  tidak bisa memungkiri bahwa mereka telah menjadi “budak” dari yang namanya teknologi. Bagaimana tidak? Pelajar mengambil  banyak peran  penting  dari penggunaan teknologi itu sendiri,dan itu membuktikan bahwa kehidupan yang mereka lakoni tidak pernah lepas dari yang namanya teknologi.

 

Disatu sisi,teknologi memiliki keuntungan bagi yang menggunakannya. Contohnya seperti,bisa mengakses informasi dengan begitu mudahnya dengan menggunakan berbagai macam media elektronik seperti televisi dan telfon genggam. Sehingga membuat dunia seolah-olah dunia ada di genggaman. Tapi disisi yang lain juga bisa menjerumuskan,seperti para pelajar menjadi terlena dengan adanya berbagai aplikasi yang ada di Telfon pintarnya dan membuat mereka menjadi tidak bisa membagi antara waktu bermain dan belajar. Serta dengan banyak tersebarnya video-video yang berbau pornografi membuat para pelajar harus selektif dalam menggunakan teknologi.

 

Masalah-masalah tersebutlah yang harus diselesaikan dan ditemukan pemecahannya oleh para ilmuan. Tapi meskipun begitu,kesadaran pada diri sendirilah yang dapat merubah dan menentukan kemana kita akan melangkah. Entah itu kearah yang baik atau sebaliknya.

 

Dewi

Kelas XI IIS 2

Facebook Comments Box

Dewi Susanti

Add comment

CoretanPelajar

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA

covid-19 widget

Email Newsletter

MailChimp newsletter form can be embedded here!

For more info, please visit MailChimp documentation.

WhatsApp chat