Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Janji Jepang Mengenai Kemerdekaan Indonesia
Situasi Jepang pada Agsutus 1944, semakin terpuruk akibat perang di Pasifik. Untuk menarik simpati rakyat Indonesia dalam mendukung perang tersebut pihak jepang kemudian menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia di kemudian hari. Sesuai janji perdana menteri Koiso (7 September 1944) dan hasil kerja BPUPKI, maka dipanggilalh tokoh-tokoh nasionalis yaitu Ir. Soekarno, Moh Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat pada 9 Agustus 1945 ke Dalat, Saigon (Vietnam) dipanggil oleh Marsekal Terauchi. Dua hari sebelum kedatangannya ke dalat Vietnam, terjadi peristiwa penting di tanah air yaitu pada 7 agustus 1945 terjadi perubahan nama dari BPUPKI menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
PPKI bebeda dengan BPUPKI karena keanggotannya tidak melibatkan jepang. Konsep dasar negara Pancasila, Rancangan Undang-undang Dasar walaupun produk BPUPKI, tetapi secara Yuridis Formal disahkan PPKI. Ada 2 agenda penting yang dibahas Soekarno dengan Teraucgi di Dalat Vietnam (1) Tentang waktu Indonesia Merdeka (2) Pembahasan kembali batas-batas wilayah Indonesia sebagai negara merdeka, yaitu selurug bekas jajahan Hindia Belanda seperti pemabahsan sebelumnya.
Pada 15 Agustus 1945 kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang melalui siaran radio di Jakarta. Siaran ini didengar oleh para pemuda yang tergabung dalam Gerakan Menteng Raya 31, Seperti Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Darwis, Djohar Nur, Wikana dan Sebagainya,
Pada 14 Agustus 1945 sebelum peristiwa tersebut rombongan Ir. Soekarno tiba di tanah air, terdengar oleh golongan muda jepang sudah di Ultimatum oleh sekutu untuk menyerah tanpa syarat. Pada pukull 16.00 syahrir menjumpai hatta menceritakan keadaan tentang cerita tersebut dan mendesak supaya membuat proklamasi di luar kerangka PPKI.
Peristiwa Rengasdengklok
Perbedaan waktu tentang kapan Proklamasi dilaksanakan menyebabkan terjadinnya peristiwa Rengasdengklok. Golongan tua (karena usinya antara 45-50) tetap pada perjanjian dengan Terauchi yaitu setelah rapat PPKI (18 agustus 1945), sedangkan golongan muda karena umur rata-rata 25 tahun) menghendaki proklamasi dilakukan secepatnya paling lambar 16 agustus 1945
Syahrir adalah tokoh pertama yang mendesak Soekarno dan Hatta agar memproklamirkan kemerdekaan Indonesia segera tanpa harus menunggu persetujuan Jepang. Sebabny ketika mendengar kepulangan Soekarno, Hatta dan Radjiman dari Dalat maka ia segera menemui Bung Hatta, Namun Bung Hatta tetap tidak dapat memenuhi permintaan Syahrir dan untuk tidak mengecewakan ia, maka diajaknya ke rumah bung Karno.
Namun, Bung Karno hanya bersedia melaksanakan Proklamasi jika telah diadakan pertemuan dengan anggota-anggota PPKI yang lain sehingga tidak menyimpang dari rencana yang telah disetujui oleh pemerintah jepang. Selain itu Bung karno ingin mengecek kebenaran berita tersebut, sebelum menentukan nasib masa depan bangsannya.
Sikap Bung Karno dan Bung Hatta ini juga cukup beralalasan karena jikalau proklamasi dilaksanakan di luar PPKI, Negara Indonesia Merdeka itu harus dipertahankan terhadap Sekutu (NICA) yang akan mendarat di Indonesia dan juga tentara Jepang yang ingin mempertahankan jajahannya atas Indonesia, untuk menjaga Status Quo Sebelum kedatangan Sekutu. Jadi, Negara Indonesia Merdeka harus mempertahankan terhadap dua lawan sekaligus. Hal ini akan berlainan, jika proklamasi dilaksanakan di dalam konteks PPKI, karena jepang tidak akan memusuhi kita.
Sutan Syahrir kemudian pergi ke Menteng raya (markas para pemuda) untuk memberitahukan apa yang telah dia bicarakan dengan bung Karno dan Bung Hatta, mendengar berita itu kelompok pemuda yang pada saat itu ada Sukarni, BM. Diah dan Sayuti Melik. Menurut golongan muda tidak seharusnya para pejuang kemerdekaan Indonesia menunggu berita resmi dari Pemerintah Pendudukan Jepang. Bangsa Indonesia harus segera mengambil inisiatif sendiri untuk menentukan strategi mencapai kemerdekaan.
Golongan muda kemudian mengadakan rapat di Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan timur Jakarta pada 15 Agustus 1945, pukul 20.30 waktu Jawa, pada zaman jepang (Pukul 20.00 WIB) rapat yang dipimpin Chairul saleh tersebut menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan muda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hal dan soal rakyat Indonesia Sendiri. Hubungan janji kemerdekaan harus diputus dan perlu di adakan perundingan dengan Bung Karno dan Bung Hatta agar kelompok pemuda di ikutsertakan dalam proklamasi
Setelah rapat orang yang mendapat kepercayaan menemui bung karno adalah Wikana dan Darwis, Wikana dan Darwis menyampaikan hasil musyawarah pemuda kepada bung karno pada jam 22.30 waktu jawa jepang (22.00 WIB) di kediamannya jalan PEgangsaan Timur no 56 Jakarta. Namun Bung Karno tetap belum bersedia melepaskan Ikatannya dengan Jepang, yang berarti belum bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI perdebatan itu semakin panas antara Wikana Darwis dan Bung Karno, Wikana yang pernah menjadi anak emas Soekarno dengan terang-terangan mengatakan bahwa Soekarno gagal berbuat sebagai Bapak. Wikana pun mencetuskan “Apabila Bung Karno tidak mau mengucapkan pengumuman itu malan ini juga besok akan terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah” dengan sangat marah Soekarno berkata “ Ini leher saya, seretlah saya ke pojok itu, dan sudahilah nyawa ini juga, jangan menunggu besok” Soekarno tidak mau megerjakan sesuatu dengan terburu-buru dan menantang para pemuda untuk mengumumkannya sendiri kemerdeaan itu jika mereka mampu melaksanakannya.
Para pemuda kembali rapat dan membahas tindakan-tindakan yang akan dibuat sehubungan dengan penolakan Soekarno dan Hatta masih di pimpin Chaerul saleh, masih pada pendiriaanya bahwa kemerdekaan inonesia harus diumumkan dan itu harus dilaksanakan oleh bangsa Indonesia Sendiri tidak seperti yang direncanakan oleh jepang. Menurut golongan muda jikalau Bung karno dan Bung Hatta masih dijakarta kedua tokoh tersebut akan dipengaruhi dan ditekan oleh jepang jadi golongan muda melarikan bung karno dan bung hatta keluar Jakarta dan memilih Rengasdengklok sebagai tempat pengamanan Bung karno dan bung hatta
Walaupun sudah di amankan di rengasdengklok bung karno dan bung hatta masih pada pendiriannya. Seorang utusan pemuda yang bernama yusuf kunto dikirim kejakarta untuk melaporkan sikap sekarno dan hatta dan sekaligu utnuk mengetahui persiapan perebutan kekuasaan yang dipersiapkan dijakarta oleh pemuda. Ahmad Subardjo sibuk mencari informasi kebenran tantang penyerahan jepang pada sekutu yang tiba-tiba dikagetkan dengan hilangnya Soekarno dan Hatta
Keberadaan Soekarno dan hatta akhirnya diketahui dari Wikana ketika itu juaga, Ahmad subardjo datangh ke Rengasdengklok dan berhasil menyakinkan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan keesokan harinnya pada 17 Agustus 1945, peran Ahmad Subardjo sangat penting dalam peristiwa ini. Ia mampun meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi dilaksanakan paling lambat jam 12.00 WIB hal iini dapat dikabulkan dengan jaminan nyawannya sendiri sebagai taruhannya, Akhirnya Subeno, Komandan Kompi peta setempat bersedia melepaskan Soekarno-hatta ke Jakarta, kemudian ahmad subardjo mehubungi laksamana maeda, maeda menawarkan rumahnya sebagai tempat yang aman dan terlindungi untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sudah lama ditunggu-tunngu
Soal Evaluasi bisa di lihat disini dengan Password/Token : MAN4CIREBON
Klik gambar dibawah !!!
Add comment